Iwanbanaran.com – Cakkk….sejak TT Belanda di Assen, Dorna telah berusaha membantu pabrikan MotoGP Jepang Honda dan Yamaha untuk mendapatkan bantuan dengan konsensi. Pasalnya, tim pabrikan Repsol Honda belum meraih podium pada balapan Minggu musim 2023. Sementara Tim Pabrikan Yamaha hanya meraih hasil 3 besar – di Texas. Hal ini juga terjadi terhadap poin secara keseluruhan. Namun ternyata proposal konsesi yang diajukan Dorna ditolak oleh pabrikan Eropa. Mulai dari KTM, Ducati dan Apriilia kompak menolak proposal konsesi terbaru. Menurut mereka Honda dan Yamaha belum pantas untuk mendapatkan keringanan teknis. Wahhh..Motogp memanas ??
Seperti yang kita semuanya tahu Dorna mengajukan proposal pertama ke Asosiasi Manufaktur (MSMA) untuk “sistem konsesi” baru, dengan tujuan membantu Honda dan Yamaha. Sebagai pengingat…KTM kehilangan “konsesi” setelah 2019, Aprilia setelah musim 2022, Suzuki setelah 2016 serta 2018. Namun yang menjadi masalah Honda dan Yamaha tidak sepenuhnya menjadi pabrikan yang Inferior. Mereka sempat masuk Podium bahkan di Texas Honda berhasil menjadi juara. Itulah kenapa proposal yang diajukan Dorna dianggap tidak proposional dan terlalu dipaksakan. Tidak heran pabrikan Eropa secara serentak menolak proposal tersebut walaupun Ducati masih bermain halus…
” Peraturan konsesi saat ini dirancang pada waktu yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda. Kami akan melihat proposal baru dengan cermat. Kalian harus memikirkan dengan hati-hati tim seperti apa yang harus menerima konsesi teknis. Karena ‘konsesi’ ini harus baik bukan hanya untuk hari ini kamu juga masa depan. Kita harus berbicara tentang solusi yang masuk akal, misalnya hari tes tambahan. Ini adalah solusi yang juga dapat diterapkan untuk Ducati suatu saat nanti ataupun KTM serta Aprilia saat dibutuhkan. Ini harus dibicarakan secara detail. Jadi tidak boleh seolah-olah hanya untuk pabrikan tertentu pada case khusus yang terjadi. Kami tidak akan menolak jika proposal tersebut memang proposional…
“Tapi terlepas dari apakah akan diijinkan melakukan tes lebih banyak untuk pengembangan mesin, kami harus menemukan algoritme yang tepat dalam menerapkan proposal ini. Karena memang sangat menyakitkan melihat pembalap Jepang terkena dampak dari performa…” seru direktur sport Ducati Paolo Ciabatti. Ditempat terpisah Pit Beirer, direktur motorsport Pierer Mobility AG KTM, GASGAS dan Husqvarna juga merespon tentang proposal Dorna…
“Ini tentang aspek-aspek yang telah dijelaskan. Pada prinsipnya konsesi tetap harus ada sistem poin persentase. Ini adalah sistem yang relatif rumit. Kalian harus mencapai persentase poin tertentu. Jika kalian tidak mencapai persentase ini, konsesi jelas nggak bisa diberikan. Konsesi seharusnya diberikan pada mereka para pendatang baru yang masih berjuang. Namun Dorna telah mengusulkan untuk mengembalikan ‘konsesi’ tersebut ke Yamaha dan Honda hampir dalam semalam. Jelas Kami tidak akan mendukung proposal ini…
” Yamaha adalah penyabet runner up ditahun 2020 dan 2022 dan juga juara dunia pada 2021. Sedang Honda juga telah menunjukkan kemampuannya lewat setengah tahun terakhir melalui podium Marc Márquez dan Pol. Espargaró dan kemenangan Alex Rins jelas tidak memenuhi syarat untuk konsesi ini. Kami menemukan bahwa kedua merk ini tidak berada dalam situasi yang “Layak diberikan keistimewaan” melalui peraturan konsesi baru. Ini adalah hasil yang bagus dan membanggakan, mereka akan menemukan solusi sehingga tidak layak mendapatkan konsesi. Pabrikan lain berjuang untuk menuju puncak. Berapa lama Ducati mencoba untuk kembali ke puncak setelah 2007. Kami dan Aprilia juga bertarung. Hanya karena Yamaha belum memenangkan balapan tahun ini, mereka tidak seharusnya diberikan konsesi apa pun….” tegas Pit…
Sama dengan bos Ducati, ternyata CEO Aprilia Racing Massimo Rivola juga mengkritisi proposal Konsesi yang menurutnya agak aneh…
“Agak aneh mereka membantu raksasa Jepang. Tapi Pada saat yang sama, ini adalah pengakuan atas kerja bagus yang telah kami lakukan. Kami terbuka untuk berdiskusi selama pabrikan semua kompak. Kami terbuka untuk duduk bersama. Tapi kami harus melihat semua aspek, bukan hanya sudut pandang tim yang bermasalah. Pada akhirnya, kami harus menemukan kompromi yang dapat diterima yang menguntungkan seluruh tim. Pabrikan sekarang tidak hanya boleh berpikir tentang diri mereka sendiri. Kami ingin pertunjukan yang mendebarkan, balapan yang mengasyikkan. Kami harus menemukan kriteria yang seimbang….” tutup Rivola…(iwb)
Ducati bertahun” Dapet konsensi eh sekarang nolak, lawak nih pabrikan.wkwkwkwkwk.
Di tinggal pabrikan jepun gigit jari lu jadi one make race. Motogpsemakin sepi.
Pabrikan jepang out aja biar MotoGP mati 😂
Saya dkung Jepang out
Hmmm, kalo jaman dulu emang Pabrikan Jepang sebagai pendatang di ajang MotoGP. Tapi waktu itu regulasi masih bebas dan gak ada konsesi. Konsesi kan dimulai sejak kurleb 2015, sejak perubahan pemasok ECU, dan 2016 perubahan ban, kemudian di 2017 atau 2018 kesamaan IMU dan Software. Kalo Regulasi lebih bebas memang keknya gak butuh Konsesi, mungkin yang dibutuhin itu Budget Cap kek di F1.