iklan iwb

Iwanbanaran.com – Cakkk…..Fabio Quartararo sepertinya sangat kecewa atas sprint race COTA karena doi betul-betul merasa on limit. Fabio memperjelas perlunya adanya perubahan teknis radikal untuk proyek Yamaha MotoGP setelah pengalaman frustasi pada balapan COTA Sprint hari Sabtu. Menurutnya mesin Yamaha ngos-ngosan tidak mampu overtake bahkan ketika pada kondisi yang sudah on limit sekalipun. ” Mesin ini tidak mampu berbuat banyak, Yamaha harus mencari solusi….” serunya. Waaahhh….

Setelah dari posisi tujuh merangsek  ke keempat pada lap pembuka, Fabio berjuang keras untuk menyalip pembalap di depannya. Namun menurut Fabio, mesin terbaru membuat motor gampang wheelie sehingga dia tidak mampu menyalip mengandalkan akselerasi. Bahkan cornering speed juga tidak banyak membantu di COTA sehingga doi hanya mampu mengandalkan pengereman. Celakanya…gara-gara itu justru dia harus mengerem selalu on limit dan hasilnya dlosorrrrr. Sebenarnya apa yang terjadi ??

“Sungguh balapan yang membuatku frustrasi, Mesin ini tidak mampu berbuat banyak, Yamaha harus mencari solusi. Karena saat aku melaju sendiri, aku merasa kencang dengan mudah. Biasanya ketika kamu mengikuti seseorang, seperti yang kalian lihat ketika kualifikasi, itu lebih mudah. Tapi ketika race asli semua berbeda. Sangat sulit untuk menyalip ketika aku berada dibelakang pembalap lain. Aku bahkan tidak bisa mencoba untuk attacking. Melaju Sendiri, kita bisa cepat, tetapi melawan pembalap lain kita sangat berjuang…

iklan iwb

“ Pengereman adalah satu-satunya titik kuatku. Aku bisa memangkas waktu tetapi ketika melakukan race seperti itu, selalu pada kondisi on limit….ahirnya kesalahan akan mudah terjadi. Karena akselerasi di trek lurus, kami ngos-ngosan dan sayangnya hanya itulah satu-satunya cara aku bisa melawan. Kemarin aku coba mengikuti Pecco. Disitu kami langsung tertinggal. Mereka memiliki power yang lebih besar…..dengan sedikit wheelie dengan traksi sama mereka langsung meninggalkanku…

“ Untuk mengkompensasi aku mengandalkan cornering speed. Tapi percuma karena pada low RPM ketika membuka gas motor kami sering wheelie. Ini yang membuatku frustrasi. Ketika aku mencoba berada di belakang pembalap lain, mencoba untuk meniru apa yang dilakukan rider depanku, motorku hanya wheelie tanpa mampu nempel dan mereka lalu ngacir begitu saja…” keluh Fabio…

Kesimpulan Quartararo adalah, meskipun tenaga mesin M1 2023 meningkat, perubahan mendasar diperlukan untuk membuat motor ini tampil dengan cara yang mirip dengan para rival…

“Tentu saja harus diubah. Aku tidak tahu bagaimana, tapi selama empat tahun ini aku  tidak merasakan peningkatan besar pada motor. Harus ada revolusi total, Hal yang harus kami ubah jauh lebih besar dari hanya sekedar knalpot atau hal kecil di motor. Memang sulit tapi jika bisa meningkat aku rasa Yamaha harus mempertimbangkan. Apalagi bahkan top speed hari ini tidak [sebagus] balapan pertama, jadi kami harus mencari tahu mengapa dan melihat apakah kami dapat menemukan solusinya.”..serunya. Apakah ini berarti Yamaha harus ganti mesin V4 ketimbang inline 4 ??

Entahlah…aku tidak pernah mengendarai V4. Aku selalu mengendarai Yamaha dan aku tidak ingin meminta sesuatu yang belum pernah aku coba. Tapi pada akhirnya, semua tim menggunakan mesin ini jadi…. kenapa nggak. Aku rasa kita perlu memikirkan V4. Jujur mereka semua kini seperti pesawat dan roket. Masalahnya jika kami memaksa menggunakan seperti mereka maka power mesin harus sangat besar. Mereka (Ducati dan Aprilia) menggunakan aero banyak karena memiliki mesin yang bertenaga. [Mesin M1] sedikit lebih baik [tahun ini], tapi kami tidak bisa menggunakan ini….karena power kami tidak cukup untuk itu. Mereka terlihat seperti roket. Mereka memiliki sayap di atas, bawah, tengah, di belakang….

Jadi jika kami ingin menggunakan aero seperti mereka, motor kami harus memiliki banyak tenaga. Aero memang akan membantu downforce dalam akselerasi, tetapi juga membantu kalian berbelok dan aku pikir kami sudah tertinggal beberapa tahun di aera ini. Frankie [Morbidelli] aku rasa membuat langkah maju, terutama di Argentina. Tetapi pada dasarnya memiliki tim satelit seperti tahun lalu tidak banyak membantu. Karena Darren datang dari Moto3 dan Dovi sudah berhenti selama satu tahun. Ducati disini menurutku cukup cerdas karena ketika aku melihat Pramac dan tim pabrikan [Ducati] mereka menggunakan fairing yang berbeda, mereka bekerja dengan sangat baik, dan aku pikir inilah yang kami butuhkan dimasa depan…” tutup Fabio…(iwb)

9 COMMENTS

  1. Klotok-klotok pulak wkwkwk rasain noh beti beye hore-hore kodzel-kodzel di paddock

  2. Kurang semangat jadi loyo. Kurangnya power of koco ternyata berimbas performa melempam

  3. Kapan sampe limit ? Belum pernah liat…coba sampe limit beneran …Kolo perlu sampe meleduk sebagai pembuktian , atau sampe patah2 .
    Kalau itu udah d lakukan baru dah komplain.

    Mueeeehehehehhehehe 😂

  4. Kaga kencangkatanya …itu pun jatuh , gimana d kasih kencang

    Mueeeehehehehhehehe 😂

  5. hallaaaaahhhh suzuki inline 4 bisa ngacir dan juara, bahkan di perpisahan terakhir di philip island.. tergantung teknisi mesin aja gmna.. inline 4 paling stabil,smooth

Comments are closed.