iklan iwb

Iwanbanaran.com – Caakkk… Livio Suppo baru-baru ini membagikan pengalamannya selama berkarir di MotoGP cak. Doi menjadi bagian penting untuk Ducati sejak datang di kelas MotoGP. Pengalamannya sudah tidak diragukan lagi mengingat satu dekade dengan pabrikan Borgo Panigale, sebelum akhirnya pindah ke HRC. Menariknya, doi telah menemani Casey Stoner baik di pabrikan Ducati dan Honda…

“Aku tiba di tahun 2010. Itu adalah tahun-tahun di mana penghasilan Honda kecil, sejak Valentino Rossi hengkang pada tahun 2003. Dalam enam tahun, Honda hanya memenangkan satu titel MotoGP, yaitu tahun 2006 bersama Nicky Hayden. Sangat sedikit untuk Honda, yang biasanya mendapatkan banyak gelar. Seperti yang telah aku katakan berkali-kali, Nakamoto mengatakan kepadaku: ‘Kita harus membangunkan HRC’,” ujar Livio Suppo via motosan.

Doi bergabung dengan Ducati selama sebelas tahun dan menemani Casey hingga akhirnya jatuh sakit. Saat itu, Ducati berniat merekrut Jorge Lorenzo untuk menjadi rider utama …

iklan iwb

“Aku telah berada di Ducati selama sebelas tahun, dan pada saat itu aku sebagai manajer umum yang bertanggung jawab. Katakanlah, kami memiliki ide yang berbeda. Ingat tahun 2009, tahun yang mengerikan bagi Casey Stoner. Dia sakit dan melewatkan tiga balapan. CEO pada saat itu, yang bukan Claudio Domenicalli, memintaku dengan segala cara untuk menawarkan kepada Jorge Lorenzo. Aku mengatakan kepadanya bahwa, menurut pendapatku, Jorge Lorenzo tidak akan mau ke Ducati. Dia hanya ingin memanfaatkan kami untuk meningkatkan rekornya di Yamaha,” tambahnya.

Negosiasi dengan Jorge Lorenzo berlanjut namun dan pada akhirnya, Casey Stoner mengetahui hal tersebut cak. Suppo mengungkapkan bahwa Casey sangat marah saat mengetahui nilai kontrak yang lebih besar darinya…

“Casey mengetahui bahwa kami telah mengajukan tawaran yang lebih tinggi kepada Jorge daripada yang kami bayarkan kepadanya. Dia sangat marah dan negosiasi itu hanya merusak keadaan. Tapi CEO Ducati, yang tidak tahu apa-apa tentang balapan, bersikeras untuk mendatangkannya dengan segala cara. Itu adalah dua pengalaman yang sangat berbeda tetapi keduanya memberiku banyak hal. Pastinya, di Ducati aku merasa proyek itu adalah proyek aku sendiri,” tutup Livio Suppo….(RA iwb)

6 COMMENTS

  1. Tinggi nilainya untuk kelas Ducati walaupun pada zaman itu , buat Sultan Hnd mah masih receh cak
    Mueeeehehehehhehehe 😂

  2. Ada yang ingat korengzo ? 😂 Sama…kalau gak diartikelin yow dah lupa

    Mueeeehehehehhehehe 😂

  3. Mirip honda,ini salah satu strategi melemahkan yamaha. Andai JL99 balik ke yamaha saat belum cedera parah

Comments are closed.