iklan iwb

Iwanbanaran.com – Caakkk… Legenda MotoGP, Mick Doohan baru-baru ini menyoroti situasi Honda saat ini cak. Yup, seperti yang diketahui, doi berhasil meraih gelar juara dunia lima kali berturut-turut dengan pabrikan Honda di atas NSR500. Doohan telah menganalisis situasi Honda dan membeberkan pengalamannya saat masih aktif sebagai rider Honda. Lima titel MotoGP beruntung telah dikantonginya dari tahun 1994 hingga 1998…

Mick Doohan mengungkapkan bahwa Honda telah melupakan filosofi terdahulunya yang selalu berusaha memenangkan balapan dengan berbagai cara. Dengan begitu, hal tersebut menjadi salah satu faktor keterpurukan Honda beberapa tahun ini… “2022 telah menjadi musim yang mengecewakan bagi Honda. Mereka benar-benar tersesat. Menurut pendapatku, mereka harus kembali ke pola pikir yang berlaku saat Soichiro Honda atau penerus langsungnya memimpin. Sejak saat itu banyak terjadi pergantian staf dan mereka lupa dengan cara Honda, yang selalu berusaha menang dengan segala cara,” ujar Mick Doohan via motosan.

Selain itu, doi membeberkan alasannya bertahan di Honda karena seluruh pihak Honda selalu bekerja keras untuk menang di setiap balapan. Bahkan, Honda menciptakan motor pemenang untuk ridernya cak. Sepanjang berseragam Honda, ternyata Doohan berniat untuk pindah ke pabrikan lain mengingat ia berusaha menghubungi pabrikan Jepang di kelas MotoGP. Namun pada akhirnya, doi tetap bertahan di Honda karena menemukan komitmen yang berbeda dari pabrikan lainnya. Sementara itu, dengan situasi Honda saat ini, Mick Doohan menuturkan pabrikan Jepang tersebut terlalu lengah sehingga belum mampu menciptakan motor juara…

iklan iwb

“Itulah alasanku bertahan dengan Honda begitu lama saat itu. Dari waktu ke waktu aku berbicara dengan pabrikan lain seperti Yamaha atau Suzuki, tetapi aku tidak melihat komitmen untuk balapan dari pabrikan mana pun selain Honda. Itu sama sekali bukan tentang masalah keuangan. Kemudian Honda berusaha sekuat tenaga dan bekerja sangat keras untuk tetap di atas. Sekarang tampaknya lebih dari mentalitas ‘kita tidak bisa berbuat lebih banyak’. Itu tidak berfungsi dengan baik. Mereka tampaknya tertidur terlalu mudah daripada benar-benar berkonsentrasi pada apa yang perlu mereka lakukan untuk memiliki motor pemenang di masa depan,” tutup Mick Doohan….(RA iwb)