Iwanbanaran.com – Caakkk… Saat ini, Ducati dalam kondisi terbaiknya mengingat motor mereka sudah sangat kompetitif untuk MotoGP musim 2022. Ducati bisa mencapai titik ini dengan perjuangan yang tidak mudah cak. Hal ini diutarakan langsung oleh bos besar mereka, Gigi Dall’Igna yang baru-baru ini mengungkapkan pada saat pertama kali menjadi bagian dari Ducati doi lebih dianggap sebagai musuh daripada bos…
Diawal menjadi bos teknis Ducati, Gigi mengaku banyak dibenci karena keras kepala. Kondisi tsb membuat suasana kurang nyaman diawal bergabungnya doi dengan tim Desmo….
?Aku keras kepala. Terkadang ini membuatku melebihi batas, di lain waktu merupakan bagian dari diriku yang mewakili batas, karena hal ini membuatmu membuang-buang waktu ketika kamu dengan keras berpegang pada hal-hal yang secara objektif tidak adil. Ketika aku datang ke Ducati, mereka mungkin menganggap aku lebih sebagai musuh daripada bos. Artinya aku bisa mengelola orang dengan baik. Hal ini fundamental di MotoGP” ujar Gigi Dall’Igna via motosan.
Doi juga mengatakan ajang balap MotoE sangat bisa diandalkan untuk pengembangan motor. Selain itu, Moto3 juga sama pentingnya dengan MotoE karena menurutnya Moto3 sangat berpengaruh terhadap perkembangan para rider muda. Terlepas dari itu semua cak, Gigi Dall’Igna memiliki target tinggi pada MotoGP 2022…
“Kupikir MotoE adalah kesempatan penting dan menarik untuk pengembangan sepeda motor. Ini menghadirkan tantangan teknologi yang rumit, lebih dari MotoGP dalam hal penalaran yang diperlukan untuk membuatnya bekerja dengan baik. Aku hanya berpikir tentang penilaian energi dan aspek manajemen. Singkatnya, MotoE memberikan ruang bagi imajinasi manusia untuk memberikan bentuk-bentuk baru pada pemikiran” tambahnya…
?Ini adalah hal terpintar yang bisa dilakukan pabrikan. Berpartisipasi dalam kelas yang lebih rendah memungkinkan rider untuk tumbuh dan mendapatkan kepercayaan diri mereka. Contohnya adalah rantai pasokan KTM, seperti milik Honda. Mereka memiliki hak istimewa, itu akan sangat penting bagi Ducati. Dan bahkan lebih dari Moto2, kupikir kuncinya adalah Moto3. Di sinilah rider dipahami. Hubungan yang kumiliki dengan Lorenzo, Bautista, dan lainnya, yang aku miliki sejak awal, tidak dapat diganggu gugat sejak saat itu (Moto3)…
“Sekarang kami merasa sangat siap untuk mengambil langkah terakhir dan harapan yang tinggi. Memenangkan kejuaraan dunia itu sulit, tapi kami semua akan menaruh hati kami untuk mengembalikan gelar pembalap ke Ducati karena sudah terlalu lama hilang. Sekarang kita dilarang membuat kesalahan” tutup Gigi Dall’Igna yang kini semakin dicinta manajemen Ducati karena mesin GP22 yang luar kencang dan konsisten…(RA iwb)
Juossss Sekali Marc Marquez idola kawula muda Indonesia masa kini dan masa mendatang euiyy cak
Giblall koblill
Memang disaat kita jadi Top Manager dan telah menentukan road map untuk mencapai goal yang ingin dicapai maka akan banyak kontra dikalangan middle dan entry level manager. Karena mereka sudah terlalu nyaman menjalankan manajemen secara usang dan tidak berpikir untuk maju.
Namun begitu kita bisa melakukan MENEJEMEN pekerja secara benar agar mereka paham dengan maksud kita maka hasil yg lebih baik pun kita dapatkan dan mereka pun akan lebih semangat untuk menjadikan SEMUA MENJADI LEBIH BAIK LAGI dan GOAL PUN TERCAPAI.
RASA LELAH PUN TERBAYAR SUDAH ..
Salam sukses untuk kita semua.