iklan iwb

Iwanbanaran.com – Cakkk…..kemenangan Fabio Quartararo banyak menimbulkan komentar luar biasa dari para fans Motogp. Tidak berlebihan karena Fabio sudah mengeluh tentang M1 diawal…namun hasil akhir berbeda. Fabio menjadi juara kembali setelah sebelumnya dikalahkan Oliviera. Yang menjadi pertanyaan…kenapa power M1 ” lemot ” namun bisa menang di Portimao ?

Itulah uniknya balapan disirkuit bukan drag cak. Dalam sebuah race Motogp power bukanlah utama namun bagaimana pabrikan bisa mendapatkan best balancing serta traksi sebanyak-banyaknya. Pada kasus Fabio di Portugal, tidak ada yang salah dengan keluhan Fabio karena kita tidak bisa komparasikan sesi free practice dengan race kemarin….beda kondisi dan cuaca cak. Pada saat latihan bebas, Fabio memang kesulitan karena cuaca dari FP1 hingga FP4 sirkuit nyaris diguyur hujan deras. Aspal sirkuit drop diangka 11 derajat -13 derajat celcius (ground)….dengan aspal diselimuti air serta tingkat kelembahan cukup tinggi…M1 terlihat suffering atau menderita. Pada kondisi ini Fabio bukanlah yang terbaik….

Bisa kita lihat dari data Free practice dari awal hingga akhir…tidak pernah sekalipun pembalap Yamaha ini menjadi pembalap terkencang. Bisa sampeyan intip dari data lampiran paling bawah…..

iklan iwb

Namun saat race dihari minggu semua berbalik. Cuaca mendadak cerah walaupun mendung muncul dibeberapa tempat. Suhu aspal dan udara naik menjadi 26 derajat celcius (ground) dan 18 derajat suhu sekitar. Dry race adalah keberkahan buat Yamaha karena secara tradisional….lintasan kering direspon lebih baik oleh M1 dibanding basah. Trek Portimao juga bagus buat M1. Kenapa ? Dengan kombinasi trek roller coaster, lintasan lurus sangat pendek hanya 970 meter….kombinasi 15 tikungan….trek ini tidak menuntut power besar. Namun siapa yang memiliki kelincahan dan traksi maksimal..dialah yang berpotensi kampium…..

Power inferior bukan utama. Dan terbukti dari data top speed…M1 Fabio berada diurutan terbaik ke 20 di Portimao. Jauh cak dibandingkan Ducati, Suzuki, Honda, Aprilia. Tapi kenapa bisa melaju kencang meninggalkan Zarco hingga 5 detik saat race ? jawabannya adalah…..Fabio mampu mengoptimalkan grip ban…yang kemudian digunakan untuk keluar tikungan secepatnya…

Aku suka trek ini karena memiliki banyak grip, lihat saja bagaimana aku keluar dari tikungan terakhir, aku sangat cepat...” seru Fabio pasca race Portimao via Motosan…..

Yup…..Fabio memang istimewa dan itu juga diakui Andrea Doviozo yang memuji Fabio atas performanya diatas M1…

Dia memilik riding style yang unik karena bisa membelokkan M1 pada kondisi kurang traksi sekalipun. Disaat pembalap Yamaha lain mengeluhkan grip ban belakang yang kurang menggigit, Fabio tidak....” cetus Dovi via speedweek. Ini artinya apa ?

Jika menilik hasil pembalap Yamaha lain…Fabio memang fantastis. Intip saja hasil Race kemarin dibelakang Fabio, the best Yamaha rider lain adalah Dovi…itupun berada diurutan 11. Sedang Morbidelli hanya finish diurutan 13. Daryn Binder nangkring diurutan 17….tapi lupakan Bynder karena doi masih Rookie sehingga tidak fair kita jadikan acuan. So…kitapun bertanya, siapa yang sebenarnya special ? motornya atau ridernya ?

Jawabannya adalah keduanya saling membutuhkan. Karena IWB juga ragu apakah riding style unik Fabio ini bisa diaplikasikan ke motor lain ? tentu butuh pembuktian dulu. Dan IWB juga ragu…apakah jika Fabio meninggalkan Yamaha hasilnya sama seperti kemarin ? pastinya berbeda cak….

Last….Yamaha M1 memang memiliki power “lemot” (berdasarkan maximum speed event) namun ditangan Fabio mesin ini jago masuk tikungan. Oleh karena itu saran IWB Yamaha harus berjuang keras jangan melepas Fabio melirik ke tim lain karena jika itu terjadi berarti kiamat buat Yamaha. So…kemenangan Yamaha pada race Portimao kemarin adalah kombinasi trek yang tidak butuh horse power besar (lintasan lurus pendek dan lay out rolling coaster yang cocok buat Yamaha) cuaca yang berubah kering dari sebelumnya wet, serta traksi motor yang mampu dioptimalkan Fabio saat keluar tikungan serta skill pembalap Perancis ini yang memang extra ordinary. So…kita lihat saja apakah performa ini akan terjaga pada next race karena persaingan sekarang sangatlah ketat. Welldone Fabio !! (iwb)

Data Top speed Portimao

Data FP1 – FP4 (Wet)

Data Race (Dry)

 

33 COMMENTS

  1. Yg oren sangat menderita, lemah di segala aspek, power lemot + cengkraman lemah syahwat melengkapi penderitaan si oren

  2. M1 disatu sisi mungkin top end speed tdk bs seperti mesin V4, tapi torsi M1 jelas jauh lebih nggilani dr RCV, dan itu bs dimanfaatkan ileh fabio, torsi besar secara linier akan membuat traksi kurang menggigit, itu yg sering dikeluhkan rosi, di sini fabio jago dalam menghandle kelebihan M1 dan menutup kelemahan top end speed..

  3. Tambahan lagi…trek yang banyak tikungan menuntut fisik lebih buat pengendara v4 cak. Jadi setelah balapan 10 laps dipastikan capeknya 2x lipat dari naik motor i4. Jadi suzukipun bisa melesat ditrek begini. Liat bagaimana JM yang memaksa hingga tidak bisa mengendalikan motornya.

  4. Pas liat FQ nyalip Mir ane mulai mikir, wah ga bener nih pace nya. Kenceng banget. Wkwkw…Perlu diliat si sirkuit yg serupa dg Portimao, apakah akan sama.

  5. Kaum jumawa dan ahli sejarahondongo gak ada yg komen yah? ???
    Ribuan kali gw bilang semua ada masanya ?

Comments are closed.