Iwanbanaran.com – Cakkkk…Kejutan kembali ditunjukkan oleh Rookie, Enea Bastianini (Avintia Esponsorama Racing) pada putaran ke enam belas MotoGP Emilia Romagna [Misano II], San Marino. Doi finis ketiga untuk meraih podium keduanya musim ini setelah menggusur sang juara dunia MotoGP musim 2021, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) di last lap….
Banyak yang tidak menyangka jika Enea Bastianini akan berdiri pada podium Misano II pasca tampil buruk disepanjang akhir pekan. Yupssd cakkk, pembalap asal Italia tersebut memang berjuang keras selama Free Practice hingga Qualifying, Bahkan doi harus dlosorr tiga kali pada hari Sabtu.
Cuaca yang tricky tersebut, memaksa Bastianini harus memulai balapan dari posisi ke enam belas yang artinya ia harus berjuang lebih keras lagi pada Race Day. Namun cuaca di Misano pada hari Minggu berubah total, sehingga Bastianini memiliki kesempatan besar untuk tampil baik layaknya Misano I dimana ia berhasil meraih podium perdananya dikelas MotoGP kang mas..
Memulai start dari barisan ke enam bukanlah hal yang mudah bagi Bastianini, pasalnya ia harus memulihkan banyak posisi untuk mencapai hasil terbaiknya. Di sepanjang balapan, Bastianini menghabiskan kurang lebih dua puluh lap untuk tiba dibarisan depan dan benar waee cakk. Ketika last lap, doi sudah nangkring diposisi empat dan siap membantai Quartararo. Jelang Sector terakhir, Bastianini akhirnya sukses menyalip El Diablo untuk merebut podium ketiga di depan para penggemarnya.
?Kemarin (Hari Sabtu) aku ‘menghancurkan’ tiga motor dalam delapan lap. Itu bukan akhir pekan yang mudah, karena aku start dari posisi 16 di grid. Awalnya aku bertahan dalam ‘traffic’. Kemudian aku mulai menekan, menemukan kecepatan dan menemukan kepercayaanku. Dibandingkan sebulan yang lalu, suhu trek lebih dingin dan ban medium terbukti menjadi pilihan yang tepat, karena membuat semuanya menjadi efektif terutama saat berada di tikungan tengah. Pada akhirnya aku berhasil mencapai posisi di mana seharusnya Quartararo berada (podium). Itu adalah pertempuran yang bagus dengannya, aku ingin finis ketiga dan aku menyalipnya dengan bersih untuk mengambil posisi tersebut,” ujar Bastianini Melalui GPOne.
Hasil cemerlangnya tersebut tentunya membuat Bastianini sangat layak mendapatkan Spec Pabrikan untuk musim depan meskipun berada dalam Naungan tim Gresini. Namun sayangnya, doi telah mendapat jawaban dari General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’Igna bahwa musim depan ia akan mendapatkan paket Desmosedici GP21 dengan full support dari factory cakkk.
?Tahun depan aku akan memiliki Ducati 2021 dengan update terbaik. Selama Minggu ini, aku berbicara dengan Ducati dan Dall’Igna, yang menegaskan kepadaku bahwa aku tidak mungkin memiliki Desmosedici GP22 . Karena itu, kami harus bekerja keras untuk bersaing dan berusaha mendapatkan hasil terbaik,” tegas Bastianini. Dari data Bastianini sendiri adalah pembalap Ducati yang menggunakan ban depan medium serta belakang Soft. Hmmm…jadi bener yang dikatakan Vale cak. Ban depan Medium…medium dan medium hehehe….(iwb)
Akhirnya rider pabrikan duceti silih berganti , gak ada rider yg akan bisa konsisten dalam kontraknya .
Dan nanti akan terjadi perebutan menjadi rider pabrikan….bukan lagi memperebutkan gelar juara dunia , sekalipun 2022 peluru Ducati terbanyak dilintasan
Tidak meremehkan kualitas bastian tapi quartararo jelas pilih main aman
Nah kan, tadi ada 93mbel bacoter bantah saran Vale
Medium medium medium , bisa P1 kaga ? Atau cuma selamat finish? Nasi sudah jadi bubur , kayak rosi yang harusnya pensi saat jaya malah pensi saat keSuraman abadi
Cuman penonton yg g ngasih duit sepeserpun berani ngatur2 pembalap motogp?
Udah dibilang , penggunaan tipe ban ga bisa disama ratakan sekalipun 1 pabrikan. Gaya balap masing2 rider itu berbeda . Emang yang pake medium medium medium dan medium tsb semuanya P1 ?
Ini adalah kesempatan Terakhir mengKambing Hitam kan ban saat perayaan Pensi
Sotoy lu
lah kemaren hipnotis hard soft nya terbukti.
dan skrg juga terbukti lagi. Temperatur turun, tapi hipnotis medium nya nggak ditanggapi, ndlosor….
Medium finis coy….
Lah faktanya yg pakai Hard ndlosor di tempat yg sama, yg pakai medium dari 16 finish 3.
di ducati,
mau pake spec paling canggihpun kalo bukan pemegang klasemen ya tetep aja gak boleh di depan.
dovi runner up, lorenzo harus kasih jalan.
bagnaia runner up, semua ducati harus kasih jalan.
setinggi apapun spec nya, tetep “maping 8” aturannya
Ducati pabrikan yg di php ridernya terus… Ha ha ha
Hanya CS27 yang membuat tenang Ducati
Cerita akhir dari perjalanan seorang quatro shg juara taun ini. Penuh dg liku2 dan pasti ngeri melihat pecco dg speed dan konsistensinya selama balapan. Terlebih quatro start dr P15 terasa sangat sulit utk menggapai posisi depan hingga situasi jd sangat berbeda ketika pecco crash yg akhirnya quatro lock title jurdun. Well congrat buat qoatro, you right to deserve it ?
Taun depan bakalan tambah seru persaingannya, Marc fit dan dg mesin rcv lbh ganas, ducati pasti ga rela kalah lagi, yamaha ga mau melempem hrs pertahankan gelar..jd ga sabar ya ???
Kita lihat aja thn depan apa nasib Taro kyk johan mir
Lah biasanya emang jatahnya 1thn lbh tua, biasanya pke motor updatean trakhir yg dipake di valencia,
Tahun dpn ya dpt gp21, kcuali dia dpt gp22 lah baru heboh…
Btw marini thn depan dpt gp22,
Ga usah protes, emg vr46 dpt 1 gp22, gresini semuanya gp21