iklan iwb

Iwanbanaran.com – Caakkk… Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT) baru-baru ini memuji salah satu muridnya yakni Francesco Bagnaia karena telah berhasil menaklukkan motor Ducati dan mampu memberikan kemenangan untuk Ducati Lenovo Team. Yup perlu sampeyan ketahui, Francesco Bagnaia hampir menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk bisa klop dengan motor Ducati hingga bisa menyabet kemenangan perdana pada GP Aragon…

Seperti yang sampeyan ketahui, Valentino Rossi pernah bergabung ke kubu Ducati pada tahun 2011 hingga 2012. Namun sayangnya doi gagal meraih hasil maksimal cakk. Dengan begitu, melihat pencapaian Bagnaia musim ini doi sangat senang dan memberikan pujian untuk Bagnaia…

” Sudah lama tidak ada pembalap bisa mengendarai motor Motogp seperti ini, Pecco dalam kondisi sangat baik dan menyenangkan untuk ditonton. Sudah lama, sejak aku melihat seseorang mengendarai Ducati seperti ini” ujar Valentino Rossi via motorsport-total bangga….

iklan iwb

Pada GP Aragon, Misano, dan Austin Bagnaia berhasil merebut tiga pole position berturut-turut. Selain itu, doi juga berhasil membawa pulang dua kemenangan pertamanya pada GP Aragon dan Misano. Hingga saat ini, Bagnaia sudah tiga tahun bersama Ducati…

“Ketika memulai dengan Ducati, perasaanku tidak terlalu baik. Aku menyerang, tetapi gaya balapku tidak cocok dengan Ducati. Aku cepat pada tes GP pertamaku, tetapi hanya dalam sesi time-attack. Saat kami bekerja dengan ban bekas pada balapan pertama, aku mendapat masalah dan aku tidak merasa baik. Sampai tahun ini aku tidak memiliki perasaan yang baik. Namun di tahun lalu aku memiliki dua atau tiga balapan yang bagus” ujar Francesco Bagnaia via motorsport-total.

Kemudian, Bagnaia sedikit membeberkan perubahan gaya balapnya dari kelas Moto2 hingga MotoGP. Doi mengaku sudah klop dengan mesin Desmo… “Di Moto2, aku selalu melaju dengan kecepatan menikung yang sangat tinggi. Selain itu, kamu tidak bisa mengerem terlalu keras di Moto2 karena ban belakang selip.Tahun ini, aku mengubah mentalitasku di motor…

“Aku memahami motor ini dengan sangat baik. Aku juga telah mengubah fase pengereman dan sekarang dapat mengurangi kecepatan dengan sangat baik. Itu terasa sangat bagus. Selain itu, aku lebih menyesuaikan set-up dengan gaya berkendaraku karena motor kami tidak memiliki kecepatan menikung setinggi itu. Kami melakukan pekerjaan dengan baik tahun ini. Motor lebih cocok dalam hal ini” tutup Francesco Bagnaia.

6 COMMENTS

  1. Preeet.. kalau menang diaku anak didiknya, adik tirinya g pernah menang/prestasinya 0 besar tuh diurus Mbah..

  2. tahun lalu morbi menang 3x, kok gak disebut yak ?
    ooooh … saya lupa, karena tahun lalu tidak ada marquez. morbi gak ngalahin marquez. jadi yang dia banggakan adalah yang udah bisa ngalahin marquez, gak ketang sekali.
    hahahahaha … ternyata tetep marquez yang jadi acuan.

  3. Klo masalah prestasi dan konsistensi di ducatu, jelas stoner gak ada yg ngalahin? Padahal dlu motor ducati dgn chassis monokok, terkenal paling susah. Mana pujian simbah?. Peco btuh 3 taun baru bs podium, sdh dipuji selangit. Pecco dibanding dovi, jelas dovi lbh konsisten. 3 kali berturut2 runner up berjuang di era adaptasi sasis dr monokok ke twinspar. Mana pujian rossi selama ini?. Simbah mending open mic aja, lbh kenceng dia dr pada balapannya.

      • Klo begitu saya balik .

        Ini masalah rider yang tidak mau mengakui kehebatan rivalnya..

        Begtiu bro..

        Bgini kelemahan Rossi, ktika sesuatu lebih ada dipihaknya (nur d nya kencang) langsung open mic biar media langsung melek ke mereka. Giliran melempem, kalah sma rocky2 lain..close mic.

        Ingat, morbi butuh waktu 4 tahun baru podium dan pecco butuh 3 tahun untuk podium. Badingkan dgn Rocky saat itu yg sama, Zarco, langaung podium, binder, Oliveira, musim pertma podium, Martin langsung juara, mir (btuh) 2 tahun. Tapi dia close mic.

        Guru yang bijak, tidak hanya membela murid nya ketika hebat, tetapi juga brani mngkui khebtan yg lain. Apalagi, klo dia brani mngakui kehebatan rival2 nya.

Comments are closed.