iklan iwb

Iwanbanaran.com – Caakkk… Meninggalnya Dean Berta Vinales yang merupakan sepupu Maverick Vinales beberapa hari lalu masih menjadi kabar duka yang tengah menyelimuti dunia balap. Seperti yang sampeyan ketahui, Berta Vinales meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan pada race 1 WorldSSP 300 Spanyol yang digelar di Sirkuit Jerez. Kemudian pasca musibah tersebut, FIM dan Dorna memanggil para pembalap dari semua kelas untuk menanyakan apakah harus melanjutkan balapan atau tidak. Namun ternyata sebagian rider memilih untuk melanjutkan balapan meskipun ada salah satu pembalap cak yang menyatakan tidak setuju untuk melanjutkan balapan yakni Michel Fabrizio. Doi mengungkapkan bahwa dengan keputusan untuk lanjut balapan kurang menghormati rasa kemanusiaan…

“Aku menolak untuk balapan karena kurangnya rasa hormat terhadap kehidupan manusia. Dan aku pensiun. Sudah waktunya untuk mengatakan cukup. Aku telah menyaksikan hari yang buruk, kehilangan seorang pembalap berusia 15 tahun. Balapan seperti ini sudah banyak aku lihat dalam kategori ini dan setiap kali aku menyelesaikan satu balapan, aku akan bernafas lega karena telah selesai dengan baik. Tapi sayangnya, hal-hal tidak selalu berjalan dengan baik dan kali ini hal yang tidak terduga muncul atau mungkin hal yang bisa kami ketahui” ujar Michel Fabrizio via motosan.

Selain itu, dengan mengejutkan Fabrizio kemudian menuding Marc Marquez karena sudah memicu gaya balap baru yang dimana doi memiliki gaya balap yang agresif dan brutal ketika menyalip lawan cak. Menurutnya, Marc memiliki gaya balap sembrono dan tidak memikirkan keselamatan rider lain sehingga banyak pembalap muda yang meniru gaya balapnya. Tentu pernyataan doi menjadi bentuk dukungan bagi komentar Valentino Rossi kepada Marc di masa lalu…

iklan iwb

“Bertahun-tahun lalu saat Marc Marquez tiba di MotoGP, Valentino Rossi dicibir lantaran banyak mengeluh tentang manuver Marc. Kini kita harus setuju dengan dia. Marc telah menjadi indikator anak-anak muda meniru prestasi, melampaui batas, menikung di sisi lawannya dengan mengambil risiko di setiap inci” tambahnya.

Terlepas dari itu semua cak, dengan gaya balapnya yang agresif Marc sukses mengoleksi 8 gelar dunia dari tiga kelas berbeda yakni Moto3, Moto2, dan MotoGP. Kini, doi hanya perlu satu gelar lagi kangbro untuk bisa menyamai Valentino Rossi yang mengoleksi sembilan gelar juara dunia. So…apakah sampeyan termasuk pro atau kontra terhadap komen ini ? monggo berikan opininya….(RA iwb)

2 COMMENTS

Comments are closed.