iklan iwb

Iwanbanaran.com – Cakkkk….jaman memang terus bergeser. Waktu berubah maka seluruh tim dan kru yang menaungi pabrikan seringkali juga berubah. Banyak yang mengatakan masa keemasan Yamaha adalah ketika bapak M1 Masao Furusawa masih bekerja di sana. Duet antara Masao-Rossi menjadi senjata ampuh yang mampu meraih juara dunia berkali-kali. Namun setelah itu Yamaha terseok-seok. Itulah yang kini menjadi fokus Valentino Rossi. PR Yamaha adalah konsistensi…..dan point itulah yang harus dipush. ” Sulit konsisten dengan motor Yamaha…” seru Valentino Rossi. Waahh…

Valentino Rossi siap menghadapi musim ke-26 nya di Motogp. Perubahan dari struktur resmi ke Petronas Yamaha merupakan tantangan baru bagi The Doctor. Apalagi tahun 2020 bukanlah musim terbaik bagi Yamaha, akibat masalah mesin dan kurang konsistennya performa mereka. Setelah Grand Prix terakhir di Portimao, Vale mengucapkan selamat tinggal pada karier panjangnya di tim Factory Yamaha. Pembalap asal Italia tersebut akan menjadi bagian dari tim Petronas Yamaha tahun depan….

?Tahun depan akan menjadi tantangan yang sulit. Kami harus bersiap sejak balapan pertama. Aku harus bekerja keras untuk bangkit. Kami harus memperbaiki beberapa area. Seperti biasa, kami akan mendorong Yamaha untuk melakukannya. PR kita masih sama….dalam beberapa tahun terakhir termasuk di 2020, kami kuat di awal musim. Tapi setelah itu kami menderita dibandingkan rival khususnya di paruh kedua musim. Tidak mudah konsisten hingga akhir musim dengan motor Yamaha…..

iklan iwb

?Kami sangat kesulitan menjaga traksi ban belakang. Kondisi tersebut membuat kami sulit mengendarai motor…..sulit bagi kami untuk tetap kompetitif. Itu poin terpenting sebelum kita membicarakan top speed ataupun aerodinamika…” seru Rossi via motosan. Menurut Vale cikal bakal masalah Yamaha setelah mereka mengembangkan M1 2017. Saat itulah masalah tersebut muncul dan tidak terpecahkan hingga sekarang….

? Ya, aku rasa demikian. Tahun itu sangat penting bagi Yamaha dan M1, menurutku itu adalah momen di mana penderitaan kami dimulai. Hingga 2016 motor ini sangat kompetitif, mampu memenangkan balapan dan gelar juara dunia. Setelahnya (2017), kami mengalami banyak kesulitan. Menurutku, pabrikan lain terus membaik kami sebaliknya. Untuk menjadi kompetitif, kami juga harus meningkatkan seperti yang mereka lakukan ?….tutup Vale. Semoga Yamaha mendengarkan dan kita lihat kebangkitan mereka tahun depan. Optimis oraaa cak ? (iwb)

22 COMMENTS

  1. Bruaakaakkakaka…

    Liat foto pas motornya mogok. Sperti ngeliat generasi mio kl lagi macet overheat diperjalanan mudik ?

  2. Kok beda penilaian antara Rossi dgn mijone, ALAN, dkk ya

    Klo menurut Rossi, M1 banyak masalah.

    Klo menurut mijone dkk Yamaha maha sempurna

    • mantep Kang, ini kritik yg harus didengerin yamama, di moto gp dan di pengembangan motor umum.

      kl ga bakal amsyong terus

    • beda komen konsumen ama sales Kang, kl sales product jelek jg di bela mati?an.

      kl konsumen ya lebih objektif penilaiannya.

      sama aja mau efbeye, ebeha, efbeka, efbesu.

      makannya brosur ya begitu deh

  3. ekekekekek

    banyak masalah aja bisa mosak masik

    apalagi kalau udah settle …tambah panas kalik kubu sebelah

    H suuuRrrAM

    mueheheheh

  4. KLASEMEN AKHIR KONSTRUKTOR MOTOGP MUSIM 2020

    1. DUCATI ? 221 Poin

    2. YAMAHA ? 204 Poin

    3. SUZUKI ? 202 Poin

    4. KTM ? 200 Poin

    5. HONDA ? 144 Poin

  5. KLASEMEN AKHIR TIM MOTOGP MUSIM 2020

    1. Team Suzuki Ecstar ? 310 Poin

    2. Petronas Yamaha SRT ? 248 Poin

    3. Red Bull KTM Factory Racing ? 222 Poin

    4. Ducati Team ? 213 Poin

    5. Pramac Racing ? 183 Poin

    6. Monster Energy Yamaha MotoGP ? 178 Poin

    7. Red Bull KTM Tech3 ? 152 Poin

    8. LCR Honda ? 148 Poin

    9. Repsol Honda Team ? 101 Poin

Comments are closed.