iklan iwb

Iwanbanaran.com – Bengong cak…asli IWB sampai ngowong bin domblong ketika melihat begitu masifnya helm AGV KW yang terang-terangan dijual secara online dan ternyata cukup diminati. Hanya karena bentuk atau shape Shell yang ngopi mentah-mentah beberapa varian helm AGV kondang seperti Pista dll lalu dilabur copy paste dengan livery ngejreng khas AGV seperti Rossi VR46…banderol yang dipasang jabang bajul nggilani tenan. Lha piye cak…rata-rata diatas satu hingga dua juta. Yang paling membuat IWB makin heran…setelah IWB gali dan investigasi, helm ini tidak jelas sertifikat yang diusung. Walaahhh iki bikers koq nekad mau beli helm jutaan tapi kualitas emboh ora weruh. Asli kangbro….hanya karena ingin terlihat keren tolong jangan gadaikan nyawamu cak, eman tenannnnnnn !!!

IWB memang tidak terlalu peduli dengan kehadiran sosok helm yang tersebar dengan brand aneh-aneh sebelum kemarin teman IWB yakni juraganwp membuka obrolan tentang merajalelanya helm yang disebut sebagai Helm DQL atau AGV versi KW. Helm ini bertebaran di tanah air. Mereka menyebut sebagai helm AGV KW karena helm tersebut dibuat dengan shape atau bentuk Shell yang sengaja diracik semirip mungkin AGV Italia. Yang membuat IWB domblong adalah keberanian dari produsen helm menyamarkan logo AGV asli dengan tulisan DQL termasuk font yang dibuat semirip mungkin agar identik tulisan AGV asli. Emang bener….sekilas tulisannya kayak AGV. Tapi jika dipelototin secara cermat, lho jebule tulisannya DQL. Ediannnn rekkkk…bisa begitu yaaaa..

Dari sini IWB penasaran untuk menggali lebih jauh apa itu helm DQL. Melalui penelusuran singkat, IWB dibawa pada satu kesimpulan bahwa helm ini ternyata memang tidak memiliki kejelasan asal-usul khususnya pabrikan resmi yang menjadi tolak ukur sebuah kualitas. Ketika produk dijual tanpa pabrikan resmi, ini artinya sampeyan membeli produk kucing dalam karung. Lawong nggak ada yang bertanggung jawab cak. Apalagi saat IWB teliti, DQL rata-rata dijual via online. Tidak hanya di Indonesia, helm ini oleh para penjual Tiongkok dijual Via AliExpress dengan harga kisaran USD 60-an dolar. Ini artinya jika kita kalkulasi ke rupiah jatuhnya sekitar 800 ribuan. Kenthirnya…kalau sampeyan ngintip di beberapa e-commerce tanah air sampeyan akan melihat bahwa helm ini dilego melejit dari 1,5 hingga 2 jutaan. Wowwwww….

iklan iwb
” DQL di Cina dijual 600an dolar…”

Luar biasa cak….padahal tidak satupun sertifikat diusung oleh helm DQL. Dari beberapa penjual AliExpress mereka memang menuliskan sertifikat baik DOT, SNELL ataupun ECE. Namun yang membingungkan para penjual tersebut memberikan keterangan sertifikat berbeda antara satu dengan penjual lainnya. Ini artinya sertifikat yang disebut sangat meragukan dan bisa jadi DQL memang tidak memiliki serfitikat. Hanya numpang tenar dengan cara membuat versi KW AGV. Sebuah tindakan yang tidak bertanggung jawab karena mereka seakan tidak peduli dengan keselamatan Bikers yang menggunakan produknya. IWB nggak akan nyebut sebagai Replika….namun tepatnya KW. Karena kalau replika berarti produk sudah disetujui oleh produsen yang juga sering meluncurkan replika version. Sedang DQL? versi klonengan cak….

IWB tahu betul betapa rapuhnya kepala jika sudah menghadapi benturan. Dengan helm bagus bersertifikat mungkin kita masih bisa tahan ketika mendapatkan benturan aspal dengan kecepatan motor 60 km. Namun dengan helm abal-abal… benturan tersebut niscaya akan meremukkan shell serta memberikan goncangan hebat pada kepala. Hasilnya ? Gegar otak kangbro. Sebaliknya Ketika helm memiliki sertifikat, gaya kinetik yang menghancurkan setidaknya diserap oleh busa serta shell. Karena Semua ada ukurannya dan sudah dites sesuai dengan sertifikat yang ingin dibidik. Baik DOT, SNELL ataupun ECE…semuanya fokus pada seluruh impact benturan dengan mereduksi efek kerusakan….

” Helm DQL dengan shell yang cukup ringkih….”

Yup…sangat sulit mendapatkan sertifikat safety sebab helm harus dites melalui serangkaian uji tes yang sangat ketat meliputi benturan, tekanan hingga bidikan dengan panah pada Visor. Itu hanya Sisi luar. Sementara untuk busa dalam, diukur density atau kepadatan pori-pori busa supaya inner foam mampu meredam energi kinetik yang menghancurkan tidak 100 % tersalurkan ke kepala. Jika helm tersebut gagal melakukan tugasnya maka sertifikat tidak akan diberikan. Makanya produsen helm tidak mudah untuk mendapatkan sertifikat internasional. Mereka harus bolak-balik guna memperbaiki spek sesuai syarat sertifikat yang dipatok. Dan jelas ini tidak sembarangan. Spek tersebut akan menjadi role model sebelum dijadikan Mass production. Sedang DQL ? Nihil. Untuk itulah IWB tergerak rilis artikel ini agar sampeyan tahu betul kondisi dan situasi yang sedang mengancam ketika kita menggunakan helm tanpa sertifikat jelas. Setidaknya SNI wae cak…

Jika helm AGV KW tersebut sampeyan beli dengan harga 100 ribu, tentu tidak menjadi soal karena setara dengan uang yang kita keluarkan. Namun ketika helm yang nilai produksinya sangat rendah karena hanya dompleng bentuk, livery dan merk terkenal kemudian dibanderol meroket tidak wajar, berarti sampeyan wis ora iso mikir jernih. Kenapa jika niatnya buat nampang nggak sekalian beli helm lokal dengan bentuk mirip helm terkenal di repaint ulang. Wis jelas jauh lebih aman cak. Rata-rata helm lokal diatas 500 ribuan sudah memiliki sertifikat keselamatan sahih. Lha ikiiii….?? Berikut? salah satu contoh pengetesan DOT…

1. Helm dijatuhkan ke permukaan bulat dari ketinggian 1,83 meter
2. Helm dijatuhkan ke permukaan datar dari ketinggian 1,83 m
3. Striker runcing (seperti panah) dijatuhkan ke helm. Shell wajib bisa menahan tidak pecah atau bolong
4. Helm ditekan dengan pemberat hingga 136kg selama 120 detik

Nahhh…gitu cak. Helm mengusung sertifikat safety berarti sudah lulus semua tes terlampir di atas. Lha iki ? Ora ono pakde. Demi obat ganteng wae koq mempertaruhkan nyawa sendiri. Preventif lebih baik karena penyesalan selalu datang belakangan. Jangan gadaikan kepalamu cak ! emannnn tenannnn rekk. Cari obat ganteng tapi ancamannya kehilangan kegantengan selamanya, opo ora moncrotttt. Banyak klonengan produk yang sebenarnya bukan hal baru bertebaran di tanah air seperti…..motor, jaket dan apparel ataupun pernik-pernik aksesoris kendaraan roda dua lainnya. Namun jika kita sudah membicarakan mengenai pengaman kepala kemudian di kloneng, kuwi yang IWB antipati. Karena IWB paham betul bagaimana pentingnya helm untuk menyelamatkan nyawa ketika terjadi kecelakaan di jalanan. Kasusnya beda jika helm tersebut mengusung nama brand sendiri, otentik dan tidak terkesan memalsukan serta bersertifikat keamanan resmi…kita akan dukung penuh. Soale kasihan yang nggak paham safety cak….teman-teman Bikers di luar sana yang masih muda, hanya mencari gengsi dan dianggap wah… kemudian berpikir pendek tanpa memperdulikan keselamatan jangka panjang. Lak yo babar bunyak….

Last….IWB wae bangga pakai helm brand lokal dan tidak gengsi, kenapa sampeyan nggak? Wis abal-abal dituku 1,5 – 2 juta….disini asli IWB ora paham dengan pola pikir sampeyan, tepuk bathuk tenan. Sekali lagi artikel ini tidak untuk memaksa namun hanya ingin memberikan pencerahan resiko serius jika kita menggunakan helm tanpa sertifikat dan klonengan. Edukasi yang harus disampaikan karena ini adalah kewajiban kita semua untuk saling mengingatkan. Apalagi harganya mahal lho cak untuk ukuran barang KW. Jika sampeyan merasa artikel ini mengada-ada, tutup dan lupakan. Toh semua memang duit-duit dan kepala sampeyan sendiri. Tapi jika sampeyan peduli dengan keselamatan diri sendiri seharusnya tidak demikian. Kecuali sampeyan memang salah satu biker yang demen pencitraan dengan barang mewah ketimbang safety. Boleh sih punya tapi dengan catatan hanya untuk sesi foto semata biar terlihat keren, horaaa masalahhh cak. Sekali lagi jangan ngaku misqueen, helm 1 jutaan keatas koq ngaku misqueen. Diguyu manuk blekok sawah sampeyan. Wisss ah…mau ngeteh dulu biar nggak mumet ngrasakne sampeyan. Helm KW koq dibeli 1-2 jutaan….horaaa pahammmm :mrgreen: . .. (iwb)

HELM DQL alias HELM AGV versi klonengan, dari luar nyaris identik versi asli

 

3 COMMENTS

  1. Pertamax tak anggo dewe cak..

    Yaa mudah2an ini helm gk meraja lela lek, bahaya juga efek sampingnya.. bener smpeyan, obat ganteng ojok sampe resiko kehilangan kegantengan selamanya.. ngeri lek

  2. mending produk lokal yg udah benar standarnya..
    KYT dan NHK udah standar internasional. seharusnya kita bersyukur, kita bisa beli KYT dan NHK dengan harga yg murah karena produk sendiri…
    saya pernah ngalamin crash parah, sampe dokternya bilang:”untung helm nya bagus mas, jadi gak gegar otak…”
    jangan main2 soal kepala kalo naik motor buatan Indonesia yg emang kencang2.. hehehee…

Comments are closed.