Iwanbanaran.com – Cakkk…drama kembali berlanjut kini datang dari HRC. Pihak HRC adalah salah satu dari empat pabrikan yang mulai mengevaluasi part yang sama seperti halnya milik Ducati. Setelah mengajukan sebanyak dua kali akhirnya di beri Lampu Hijau oleh Direktur Teknis FIM Danny Aldridge dengan alasan membuat tambahan part itu berfungsi untuk mendinginkan ban belakang dan tetapi cakkk masalahnya lebih politis dari pada teknis. Seakan Honda ingin menunjukkan direktur teknis Motogp gampang dikelabui. Sikk..sik piye maksude kiii? Oke…IWB akan sedikit mengulas perihal masalah ini….
Honda sepertinya gemas dengan aturan yang nggak jelas. Mereka balas dendam dan sekarang motor Jepang tersebut memiliki Swing arm deflektor sendiri. Namun nggak sesimpel itu sebab ada cerita menarik dibalik semuanya. Proses yang seakan menelanjangi kredibilitas direktur teknis Motogp. Memang betul, Direktur teknis Danny Aldridge menyetujuinya kemarin, secara teori, HRC sudah bisa menggunakannya hari ini hingga seterusnya….
Kalah dalam sidang banding lebih bagi-bagi Honda dari pada dikalahkan di track Takeo Yokoyama. Dari Gpone diungkapkan Technical Manager HRC, kehilangan kepercayaan dan merasa ditipu oleh Gigi Dall’Igna. Sebanyak dua kali karena para hakim menganggap Pabrikan Italia berada di sebelah kanan, berat sebelah ngono cak. Tidak menutup kemungkinan karena Danny Aldridge adalah bekas orang dari Ducati. Itu yang pertama…
Sementara itu Aprilia, KTM, dan Suzuki, pabrikan lain yang ikut menandatangani protes, tampaknya telah memutuskan bahwa itu cukup, dan tidak akan meneruskan masalah ini ke CAS (Pengadilan yang lebih tinggi), Nah kembali lagi ke HRC. Pihak HRC berpendapat lain. Yang kedua, pada hari Kamis HRC mempresentasikan Swing Arm Deflektor versinya sendiri kepada direktur teknis Danny Aldridge. Mereka jujur menyatakan bahwa Perangkat tersebut fungsinya adalah untuk menghasilkan beban aerodinamis…
Tentu saja, perangkat tersebut di tolak dengan dalih secara Regulasi tidak masuk. Langkah itu ternyata bukan sekadar provokasi, karena Jumat Yokoyama kembali mengajukan part lain yang serupa dengan sedikit modifikasi tetapi kali ini alasannya beda yakni di ciptakan dengan tujuan mendinginkan ban belakang. Lucunya Aldridge memeriksanya dan sah ia menyetujui part milik HRC. Puyeng ora cakk? Dari sini bisa di simpulkan bahwa Direktur Teknis cukup lemah dan mudah di kelabui. Kenapa? sebab banyak yang meyakini part kedua yang diajukan Honda sebenarnya fungsinya nggak jauh beda dari part awal yakni juga menambah aerodinamika. Bedanya hanya alasan ketika menunjukkan ke Danny. So..HRC isunya sengaja ngetes direktur teknis Motogp. Dan kena cak….
Sekali lagi politik bercampur dengan teknologi dan tampaknya yang pertama menang atas yang kedua. Tentu saja, tidak ada insinyur yang akan bermimpi menempelkan sesuatu pada motornya jika tidak meningkatkan kinerja, tetapi kali ini strategi Honda tampaknya menyiratkan sesuatu yang lain. Di Tokyo mereka telah menggunakan kekuatan api mereka baik teknis maupun keuangan untuk menunjukkan bahwa peraturan tersebut lemah dan ada daerah abu-abu yang lebih besar daripada yang diidentifikasi…..
Yang diinginkan Honda hanyalah sebuah dalih untuk menunjukkan betapa yang di butuhkan sangat sedikit untuk beralih dari yang salah menuju yang benar. Mungkin terdengar seperti adegan pantomim, tetapi Yokoyama mencapai tujuannya yaitu bukan untuk menyalin part Ducati. Dia hanya ingin menunjukkan bahwa dia tahu cara memainkan permainan, dan dengan kartu yang sama seperti Dall’Igna yang dianggapnya tricky dan tidak jujur. Walau tidak terungkap namun tersirat dengan jelas….
Last….HRC ingin menunjukkan betapa mudahnya untuk mengelak regulasi hanya dengan alasan. Sekarang Honda juga memiliki Swing arm defelktor tetapi akan aneh untuk berpikir bahwa ini akan menjadi akhir dari cerita deflektor. Setidaknya itu akan terjadi jika FIM tidak melakukan intervensi, sesuatu yang belum dilakukan sejauh ini. Masalah utama yang digaris bawahi adalah aturan yang jelas serta perlunya direktur teknis Motogp untuk tidak mudah memberikan approval berdasarkan keterangan pabrikan (seperti Gigi-Ducati) sebelum komponen di tes secara lengkap berdasarkan data teknis. Waahh makjleb tenan jebule rekkk…..(Cc for iwb)
Nah.. kan.
eta terangkanlah.
Sy curiga nih…..
Jgn2 Danny Aldridge lulusan insinyur pertanian
Begitu mudahnya di bodohin
MuuuUUUuuuuuehehehe…..
Prada akhirnya siapa yg bakalan dipermalukan
Tolong diralat tulisanmu bro, seolah2 semua lulusan insinyur pertanian orang yg mudah dibodohi
Anda lembek
mungkin dia tipe orang yg tanda tangan tanpa dibaca dulu……
Itu tulisan dri iwak beneran mengandung umpan politik jg…
Ehh aku lulusan teknik pertanian merasa tersinggung loh… Tolong jaga jempolmu..!!
Wes too… klo dengki mah dengki aja,
Yg namanya watak itu hampir mustahil buat dirumah…
Serahkan kepada ahlinya mestinya
Asal bkn ahli yg dark… Data riset full d tolak, data via bla bla d oke ?
Emg Regulator LPG? Bs bwt bakar2an Rivola & HRC? ?
Gagal faham
Ahlinya ahli.. intinya inti.. Core of the core..
honda kok gt lo. makanya kalau dah masuk honda pabrikan kok masih kalah. yg salah bukan motornya pasti pembalapnya.
Pabrikan yg satunya melempem/ cemen
Gk berani berbuat apa2
Salut sama ir2 honda, ktm, suzuki, aprilia
Jadi ceritanya masih belum terima nih? Udah.. tambahin aja 5cc + vva, kelar persaingan!
Yg mana tuh……
yang offside itu kelas 300 masuknya 500cc
ini lg ranah balap tertinggi alias motogp bkn wsbk
+5cc – vva dan 320cc vs 471cc sama sama bukan motogp bukan wsbk, masuknya cuma wss(300) dan irs
Hidup rok abu-abu
#EhSalah
Hidup peraturan abu-abu
Yahaha cemen terima bersihnya aj
Pasrah kyk anak perawan klo ngelihat gantengnya lek iwb
MuuuUUUuuuuuehehehe. …..
seorang direktur teknik motogp, dikerjain terang terangan.Disini bukan mslh honda, yamaha juki atau yang lain, tetapi kapabilitas seorang direktur teknik tetapi tidak tahu teknik, sehingga regulasi yang jelas tertulis dapat mudah dilanggar oleh kontestan motogp hanya dengan permainan kata kata.
Itulah saktinya kata-kata. Hati-hati & jangan remehkan. Gabung Maiyah & dengarkan Cak Nun.
Kitab Suci isinya kata-kata tok.
Ga ada selenoid, cvt, roller, bengsin olie & rante keteng. Kecuali kamu jeli & mampu
teknik itu berdasarkan hitungan bro, ada data, analisa, hasil dan terakhit resume.
jangan dicampur aduk teknik dan kitab suci. Kitab suci itu dogma ajaran petunjuk bagi manusia, klo teknik itu dari kompleksitas analisis
klo tenik disamakan kitab suci, itu konyol namanya
Lahh sapa yang menyamakan?
Itulah saktinya kata-kata. Hati-hati & jangan remehkan. Gabung Maiyah & dengarkan Cak Nun.
Kitab Suci isinya kata-kata tok.
Ga ada selenoid, cvt, roller, bengsin olie & rante keteng. Kecuali kamu jeli & mampu
——————————————————–
topik warung apa, kok sampai kitab suci segala
Cvt, olie, keteng dll dah sesuai sama warung otorodadua.
Topik artikel kan regulasi? Tertuang via tulisan. Tulisan itu pengganti kata-kata.
Sapa yang nulis “permainan kata-kata ?
Saya malah mempertegas komen masbro. Piye jeee…?
lha yo kuwi, klo menurut tulisan kang iwan….trus tak tarik kesimpulan seorang direktur teknik motogp, dikerjain oleh kontestan dengan menghindari kata kata aerodinamis, padahal jelas secara analisis menghasilkan aerodinamis (gigi keceplosan menghasilkan 4NM, punya honda usulan pertama ada efek aerodinamis 50NM ditolak, usulan yg kedua dng barang yang sama dikatakan hanya cooling ban, diaprove). kapabilitas direktur teknik motogp jadi bahan lelucon
Ngapai bawa2 mbh nun segala mas
Mbokya liat2 temanya apa
Topik bahasannya apa
Kok bawa2 kitab segala
Bersikab dan bertutur kata sesuai tempat
Ya saya salah. Mohon maaf. Nyuwun ngapunten. Terutama ke pak Iwan & masNur Waqit. Terlebih pihak yang saya sebut. Sekali lagi mohon maaf. Moga tidak terulang dimanapun.
Nuwun
Dari awalnya soal deflektor ini sudah terlihat bahwa kemenangan Duc atas 4 Pabrikan adalah politis untuk menjaga nama baik seseorang yg ada di Motogp, namun resikonya justru malah Blunder, karena sebelum part di uji dan hasil datanya keluar secara logika pun sudah mudah ditangkap bahkan oleh orang awam bahwa part itu dapat meningkatkan downforce, wong sayap kok ga ngaruh ke aerodinamika, dimana-mana sayap pasti menimbulkan efek aerodinamika, tanya aja burung yg punya sayap, seandainya burung bisa bicara dia juga akan mengatakan sayapnya untuk aerodinamika (take of, swing dan landing).
Bosnya Duca ini ntah ngeles, ndak tau atau pura-pura ndah tau. lha wong yg koment disini juga bisa membaca itu bisa menimbulkan efek downforce kok Bosnya Duc tetep kekeh. Alam akan menunjukkan kebenarannya.
Jadi sayap (juga sirip?) = aerodinamica
Ga bisa tidak. Kek nya saya setuju dehh
Ekekekekek…..
Mereka gk tanya ke burung pak…..
Tapi tanya ke rumput yg bergoyang
MuuuUUUuuuuuehehehe…….
iwakbeneran@ klo mereka tanya ke burung jg blm tentu burungnya mau jawab….kate burung ada urusan ape gw sama motogp…hahahaha
Yang ga bisa dikelabui sayangnya ga mampu jadi direktur. Wkwkwkwkwk asyemmm
Plin plan euy
Maklum belum tahu sirat al mustaqim. Kanan kiri oke. Jadi tersesat kegelincir. Walhasil dibully di kolom chommen iweibeh
Wkwkwkwkwk asyemmm
intinya Honda tu penjilat ??
Gagal paham
intinya yg nulis komentar di atas itu darurat membaca
Emang honda ahlinya ahli intinya inti dah. Wkwk
Seperti yang dituturkan wak taufik di artikel maupun di trans7 lalu. Itu bukan part baru. Honda sudah mengaplikasikannya satu dekade silam.
FIM dan fifa itu setali tiga uang, 11,12 sama-sama corupt. Cocok ditelanjangin dan diarak ditengah lintasan.
Kemarin menggugat sekarang mengikuti. Begitulah pabrikan pengikut. Nguahahaha
I’m questioning your reading comprehensive
Gak nyambung komennya
Coba mbah yg nyambung apa? Coba jelaskan.
contoh nyata kalau Indonesia darurat membaca
Coba jelaskan yg salah apa mbah? Jelaskan. Jgn bisanya nyinyir kyk ibu2 beli sayur.
Cerdas sekali HRC ini.
Yang begini mau jumawa bilang lebih bagus daripada F1. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.
Lawak.
Bentuk deflektornya Duc aja terlihat untuk menahan angin dari depan, cuma di kasih lobang dikit ke arah ban belakang, jadi anginnya ketahan sama deflektor trus angin yang masuk kelobang kecil itu ketahan sama ban yang arahnya berlawanan, jelas angin dari depan ketahan sama deflektor dan angin dari putaran ban yang berlawanan, endingnya neken ke bawah, trus ban greget sama aspal jadi ga melayang pada saat motor melaju kencang, jadi slip ban dengan aspal bisa berkurang yang menyebabkan ban belakang awet karena minim slip (nggoserlah klo istilah jawanya/ngesot), klo ban sering ngesot ke aspal kan bannya cepet abis, makanya deflektor itu fungsinya buat neken motor kebawah supaya banya lebih nempel ke aspal biar ga ngesot/slip, ban yg lebih minim ngesot jadi lebih awet atuuuuuuuh…..Logikanya begituh.
Sama pada saat Ngerem kan dibuat (REM ABS) selain menghindari slip juga supaya banya ga ngesot terutama ban belakang, makanya pas ngerem klo pake rem ABS selain menghindari slip juga supaya bannya ga ngesot jadi awet bannya.
Mantab mas Raden analisis nya. Jempolan tenan
Pinteeerrrr…!!
ini mengajarkan kita yg awam bahwa menyindir seorang yg pintar dengan cara yg pintar..
menampar orang dengan tangan orang tersebut..!
bukan begitu om Iwan?… hahahaaa…
Honda emng ahlinya ahli intinya inti. Wkwk
FIM dan fifa itu setali tiga uang, 11,12 sama-sama corupt, cocoknya ditelanjangin dan diarak ditengah lintasan.
yang komen disini, mantul2. kapan2 buat motogp tandingan brosist…
takeo yokoyama bos HRC ???
gak salah tuh
direktur teknik x dia..
Berurusan dengan pabrikan yang sumberdaya nya melimpah memang rumit, endingnya mudah ditebak
Namun dilema ini membuat drama motogp semakin dahsyat