iklan iwb

Iwanbanaran.com – Emang tricky cak, asli bikin manggut-manggut atas kisruh sirip swing arm Ducati yang ternyata berawal dari ditolaknya Aprilia saat akan mengembangkan perangkat tersebut pada mesin RS-GP. Pengakuan ini dilontarkan Massimo Rivola yang membeberkan blak-blakan latar belakang mereka melakukan protes. Alasannya sirip hanya boleh digunakan saat wet race namun tidak untuk dry race. Namun mereka terkejut ketika tiba-tiba Ducati diperbolehkan menggunakan perangkat tersebut saat GP Qatar. Fakta ini diungkapkan Rivola dan Romano Albesiano pada hari Sabtu ketika menggelar Aprilia All Stars di sirkuit Mugello. Waduhhh…

Seperti dilansir Asphalrubber, Aprilia mengadakan acara Aprilia All Stars di sirkuit Mugello yang dihadiri oleh Massimo Rivola (CEO Aprilia Racing) dan Romano Albesiano (Manajer Aprilia Racing) dihari Sabtu kemarin. Disana dibahas berbagai hal termasuk kisruh sirip swing arm Ducati Motogp. Terungkap latar belakang Aprilia melakukan protes keras yang akhirnya didukung 3 tim lain yakni Honda, Suzuki dan KTM. Jadi cak…ternyata Rivola sebagai mantan tim F1 Ferrari serta timnya melihat potensi besar diarea tersebut. Berdasarkan testing perangkat bisa meningkatkan downforce. Namun desain tersebut direject direktur teknis Motogp…..

Yup…konon Aprilia telah mengajukan desain yang mirip pada Direktur Teknis MotoGP Danny Aldridge pada tanggal 19 Februari 2019, dan ditolak. Direktur Motogp Aldridge memutuskan bahwa itu melanggar pedoman regulasi. Penolakan tersebut dikirim Aldridge setelah tes Qatar. ” Kami membahas tentang perangkat yang bisa dipasang di area itu. Kami dengan jelas diberitahu bahwa alat yang dipasang di daerah itu tidak boleh memiliki tujuan aerodinamis, dan harus dilepas jika kering….

iklan iwb

” Dari sana akhirnya kami berhenti memikirkan apa pun di area itu. Makanya ketika Ducati muncul dengan spoiler yang dipasang di bagian bawah lengan ayun, kami benar-benar terkejut. Kenapa sayap yang dipasang di daerah itu diizinkan sementara kami dengan jelas dilarang. Dalam edisi baru pedoman yang dikeluarkan sehari setelah tes IRTA di Qatar, jelas dikatakan bahwa perangkat yang dipasang di lokasi itu tidak boleh dirancang untuk membuat downforce. Downforce adalah salah satu efek aerodinamis yang disebutkan, dan tujuan downforce adalah peningkatan traksi. Triple wing yang dipasang pada GP19 menciptakan downforce….

” Kami tidak bisa mengabaikan begitu saja karena semua harus jelas dan adil. Apalagi dari kalkulasi kami (downforce] yang didapatkan tidak hanya satu pound. Dalam perhitungan yang kami lakukan, jauh lebih besar dari itu. Dan ketika pembalap bisa melebarkan gap hanya dengan sepesekian ratus detik, beberapa kilogram downforce dapat membantu dan membuat perbedaan…” seru Albesiano. Kenapa Aprilia begitu yakin? karena ternyata mereka memiliki datanya cak. Data yang diperoleh pada saat berniat mengembangkan perangkat tersebut…

” Kami melakukan pengujian terowongan angin virtual, yang disebut CFD, dinamika fluida komputasi. Kami mensimulasikan perangkat ini dalam kondisi garis lurus, termasuk ketika terjadi pengereman. Kami memiliki angka pada downforce, hambatan, dan efek pendinginan yang dapat diberikan perangkat ini. Fakta tersebut tentu tidak dapat diabaikan karena bisa membuat perbedaan cukup besar..” tutup Albesiano. Sementara itu Rivola sebagai CEO Aprilia Racing sekali lagi menegaskan bahwa mereka tidak ingin posisi Dovi diganggu gugat. Namun hanya ingin agar semua jelas dan lebih detail….

Pertama-tama, aku katakan sekali lagi, kami tidak pernah meminta hasil balapan berbeda dari sebelumnya (Dovi tetap juara). Bahkan pada saat protes dan banding, itu sudah jelas, setidaknya untuk Aprilia. Lebih baik memprotes pada race pertama dan memiliki aturan yang jelas, daripada membiarkan terus berlanjut sepanjang tahun dan jadi polemik. Dari pengalamanku di Formula 1, jika kita memutuskan untuk fokus ke bidang aerodinamis, akan sangat mahal bagi semua orang. Jika sudah demikian dan federasi tidak dapat mengendalikan aturan, maka tim dengan budget kecil akan sulit dalam kompetisi…

” Sejauh ini federasi mengizinkan hanya berdasarkan penuturan tim. Menurut kami tingkat pengetahuan di dalam FIM, IRTA, dan Dorna untuk mengawasi peraturan perlu ditingkatkan..” seru Rivola. Wihh pedes tenan cak. Dan pada pungkasan presscon manajer Aprilia racing menegaskan. “ Kami sementara menghentikan segala jenis pengembangan di area tersebut karena masih menunggu hasil banding. Kami tetap berharap regulasi ditegakkan sehingga perangkat ini akan diblokir untuk masa depan. Kalau tidak, jika diizinkan, kami bisa melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman kami (mengembangkan perangkat Aerodinamika serupa)” tutupnya….

Last….jelas sudah kisah awalnya cak. Jadi IMHO awal meletupnya protes sepertinya datang dari Aprilia yang terlibat langsung dengan perangkat tersebut. Dan barulah mereka mencari dukungan dengan data-data dan pengalaman yang dimiliki ketim lain. Uniknya entah kenapa Ducati justru menyerang Honda atas kisruh ini. Apakah karena tim HRC adalah target yang ingin dikalahkan Ducati ? pastinya demikian. Apapun itu drama sirip Ducati ini memang cukup banyak menyita perhatian para fans Motogp di seluruh dunia. Judule hot dan bikin mumet pakdeeeee….(iwb)

57 COMMENTS

    • Pokok’e slh Honda iki… Titik.

      Pdhl insiden Yellow Flag sblm last lap bs jd snjta Honda bwt ngrebut podium 1 udh d legowoin ? Slh nek konangan trs kewoan ngeles dg cntik yo dadi susur ngunu kuwi palian ?

      • Ah Argentina 2018 yg seharusnya langsung black flag aja ditunda sampai nubruk banyak rider baru black flag

    • klo prototype yg buat diajukan ya gak mungkin dipublikasikan ke masyarakat kcuali mereka dah dapet ijin pakai di sirkuit

    • Udah hampir 2 Minggu kisruh sekop Ducati ini, tapi blm nemu statement dari petinggi HRC.

      Hanya petinggi Aprilia yg paling getol menyuarakan ini karena merasa didholimi sama Dorna.

      Anehnya Ducati malah menuduh dan memojokkan Honda sebagai dalangnya..

      Aneh aja, Honda saya pikir paling santun dalam berkompetisi. Insiden yelllo flag aja yg jelas2 dirugikan mereka dengan jiwa besarnya ga protes kok.

      • Berharap begitu, tp yo honda bakalan bikin tandingan jg lah, tinggal ntr MM makek ban hard lg biar downforce yg dihasilkan gk mempercepat gundulin ban belakang.. tp apapun hasilnya, sy tetep tonton terus perkembangan motogp ini

    • Udah hampir 2 Minggu kisruh sekop Ducati ini, tapi blm nemu statement dari petinggi HRC.

      Hanya petinggi Aprilia yg paling getol menyuarakan ini karena merasa didholimi sama Dorna.

      Anehnya Ducati malah menuduh dan memojokkan Honda sebagai dalangnya..

      Aneh aja, Honda saya pikir paling santun dalam berkompetisi. Insiden yelllo flag aja yg jelas2 dirugikan mereka dengan jiwa besarnya ga protes kok.

  1. Kasihan team baru meramaikan motoGp pabrikan kecil malah seperti di anak tirikan. Semangat terus Aprilia gulingkan ketidak adilan walaupun kemenangan masih jauh di team kecilmu

  2. Ducati salah ngotot….repot
    – Menang dengan cara overtake di bendera kuning
    – menang dengan cara pake spoiler tambahan di belakang….masih ngotot lagi…repot

      • Ia kan honda sudah ga mempermasalahkan itu…dovi juara 1 juga ga masalah..apa susahnya ngelepas winglet belakang, ke 18 seri kedepan. Biar adil juga ga ada yg pake winglet belakang.. toh minta 4 pabrikan cuma itu…dovi tetep menang tapi winglet belakang di banned.

  3. Nah awal mulainya kisruh itu seperti ini, Yang pertama kali yg ingin
    mengembangkan Deflektor untuk Winglet Aerodinamika itu Aprilia tapi
    dalam regulasi Dorna itu ilegal sehingga pengajuan Aprilia di tolak,
    lalu kasak kusuk itu di denger sama Ducati, lalu dikembangkan oleh
    Ducati dan mungkin hasilnya menguntungkan, lalu Ducati mendaftarkan ke
    Direktur teknis Motogp soal Deflektor dgn alasan untuk mendinginkan ban
    belakang.Celakanya Ducati tak menyadari bahwa alasannya kurang masuk
    akal, Race malam hari tp pake Deflektor untuk mendinginkan ban kan ga
    nyambung, logika itu

    langsung di tangkep oleh Rivola bahwa alibi
    Ducati untuk mendinginkan ban tidak masuk logika, Rivola menyimpulkan
    bahwa defelktor itu untuk Aerodinamika.

    Logika Rivola yg paling masuk akal.

    Jika
    saja deflektor itu digunakan di Race siang hari mungkin sulit untuk
    menyimpulkan deflektor sebagai winglet yg dpt keuntungan

    aerodinamika,
    tp delfektornya di pake di Race malam hari dimana suhu dingin, wajar
    Rivola menyimpulkan deflektor itu bukan untuk mendinginkan ban tapi
    untuk mengambil keuntungan lain (aerodinamika). Race malam hari trek
    kering, Yamaha pernah pakai deflektor semacam itu tp pada saat Wet Race
    dan itu Legal jikan fungsinya untuk menyingkirkan air dgn catatan Wet
    race atau salah satu menggunakan ban wet.

    Jadi yg pertama terfikir
    mengembangakan untuk aerodinamika itu justru Aprilia (wajar bosnya
    mantap dar F1), nah klo yg fungsinya untuk membuang air memang Yamaha yg
    pertama kali mengembangkan dan itu Legal asalkan digunakan saat Wet
    atau salah satu ban menggunakan ban wet.

  4. Kang, enyong arep melu balapan karapan sapi…

    kira2 nganggo winglet model apa ya sing cocok ?

  5. Coba gak make part begituan Ducati apa tetep bisa kenceng ??? Gak yakin gue kmren aja finishnya tipis gak hanya sama posisi 2, tapi 3,4 dan seterusnya cuyy sombong sekali orang-orang Eropa itu

Comments are closed.