iklan iwb

Nyungsepnya performa The Doctor didua musim berturut-turut sontak memunculkan rumor kemungkinan Rossi bergabung kembali dengan tim HRC. Shuhei Nakamoto (Bos HRC) sempat mengungkapkan pintu tersebut terbuka lebar kendati pada akhirnya tidak ada tanda-tanda pendekatan kepada silegendaris. Hingga akhirnya “Rookie Rule” dicabut membuat jalan Marc Marquez melangkah ke-factory team HRC tiada kendala lagi. Squad semakin lengkap setelah kontrak Pedrosa akan diperpanjang bersama Honda untuk dua tahun kedepan. Apa komentar Rossi tentang hal ini??….

Akan berkurang satu kursi, tapi bagiku tidak berpengaruh apapun. Sebab aku tidak pernah menghubungi HRC dan begitu juga sebaliknya…..mereka tidak pernah masuk sebagai daftar tim pilihanku..” ujar Rossi seperti dilansir Gpone. Yup…rasa sakit hati 10 tahun silam ternyata masih belum pudar. Walau Nakamoto memberikan sinyal positif, ternyata doi tidak tertarik. Pupus sudah harapan untuk melihat Rossi mengenakan seragam HRC. So…ini berarti hanya ada dua sisa pabrikan yang masih mempunyai kemungkinan untuk disinggahi Rossi…..yakni tetap diDucati atau kembali keYamaha!

Ducati sendiri saat ini berusaha keras meyakinkan The Doctor untuk tetap bersama mereka. Pabrikan Bologna percaya pembalap kelahiran Urbino masih menjadi aset yang tidak boleh dilepaskan begitu saja. Filippo Preziosi dan timnya sedang bekerja keras memperbaiki engine dan sasis. Update pertama kemungkinan datang pada balap Mugello nanti….entah hanya mesin atau sekalian frame. “Kita mungkin akan mencoba mesin baru diMugello, namun kita tidak yakin apakah semua siap. Aku lebih suka testing hanya pada saat sesi tes….bukan balapan sesungguhnya. Sebab akan menjadi masalah besar jika ternyata semua tidak sesuai keinginan. Dibanding sasis…engine lebih mudah untuk dipahami. Yang paling utama bagaimana pengembangan pada arah yang benar…” seru Rossi.

iklan iwb

Menyambut balapan Minggu ini, ban masih menjadi konsen utama tim Ducati. Tahun lalu kami kesulitan disini (Sachsenring)…latihan ataupun race. Kemarin aku berbicara dengan tim, kita harus punya dua atau tiga ide setingan untuk dicoba. Semoga aja mereka bisa membantu masalah isu ban. Kita masih belum tahu pasti apa yang terjadi diAssen, sepertinya akibat kombinasi beberapa faktor….temperatur tinggi didalam ban, sadisnya accelerasi mesin 1000cc atau suhu yang memang lebih panas dibanding tahun lalu. Kita berbicara dengan?Bridgestone kecuali problem ban. Anehnya ini tidak terjadi pada Hayden kendati setingan doi sama plek dengan tungganganku. Kita perlu terus selidiki…” tutupnya….

Walau prestasi Rossi diDucati tetap buruk, pesona pembalap legendaris tetap menarik bagi semua pihak. Terbukti sepeninggal The Doctor tim Yamaha merasakan masa paceklik sponsor. Dan semua yakin….Yamaha tidak akan kuasa menolak kembalinya Valentino Rossi ke pabrikan Iwata. Diakui atau tidak Rossi masih menjadi pembalap terbaik soal mendatangkan dana segar. Untung Honda Racing-Repsol tidak terpengaruh dengan nama besar seorang pembalap. Sedang Yamaha??….belum ada satupun sponsor yang begitu loyal seperti Repsol keHonda. So..…atas konfirmasi yang dikeluarkan The Doctor, tim HRC di 2013 mendatang sudah semakin tersingkap jelas. Siapa lagi kalau bukan Pedrosa + Marquez….alias Spanyol tandem dengan Spanyol!!.…(iwb)


 

77 COMMENTS

  1. pokoke hahrese dah gak galau lagi deh.. biaroun dah dikacangin JL, di cuekin rossi.. tapikan masih bisa nggoyang dorna…. :mrgreen:
    biar si markues bisa di tim hahrese di debut pertamanya di motogp… :mrgreen:

  2. Rossi gak tanggung jawab donk… Katanya mau membuat mtor ducati jdi lbih hebring.. Udh di rbah inilah itulah, ehh mlah jdi tmbah ancur..
    Hebatan stoner donk ri pada rossi.

  3. kalo gabung ke yamaha siap2 pas balapan dikasih lambaian sama hohe… cocoknya stay aja di ducati ampe kelar benerin ducati.

  4. Ane bingung deh, Rossi mw pindah pa gak sih … ?

    nofgipiston.wordpress.com/2012/07/07/aneka-gambar-modif-motor-yamaha-byson/

  5. kalo sampe belum bisa naklukin ducati, bakalan malu seumur hidup..soal udah koar2 bakalan cuman 80 detik naklukin ducati

    eh finis 5 besar aja susah..mending taklukin dulu tuh duati biar ga malu n jangan pindah dulu…kalo ga pensiun aja

  6. rossi jangan GR dulu… Honda pingin rosi balek lg.. karna…dibutuhkan jadi… mekanik cadangan AHM 🙄

  7. 59. ayumi ting ting – Juli 7, 2012
    kalo sampe belum bisa naklukin ducati, bakalan malu seumur hidup..soal udah koar2 bakalan cuman 80 detik naklukin ducati

    eh finis 5 besar aja susah..mending taklukin dulu tuh duati biar ga malu n jangan pindah dulu?kalo ga pensiun aja
    =======================================
    hmmmm… orang sombong akan menuai hasilnya.

  8. @Peyek
    rempeyek yo rempeyek mbok ojo di remet remet, ngenyek yo ngenyek mbok yo ojo banget banget

  9. Rossi memang hebat tapi sayangnya fans boy Rossi seakan gelap mata akan kehebatannya sehingga dipuja-puja seperti dewa.
    Akhirnya kesuksesannya di Yamaha dianggap oleh fans boy Rossi sebagai hasil ide dan ilmu dari Rossi sehingga M1 sangat bertaji.
    Apalagi didukung oleh fbh yang serempak mendukung pandangan tersebut agar terbentuk opini M1 tetap inferior dari RCV211 & RC212V.

    Padahal kalau kita cermati dengan teliti, baik dari autobiography Rossi, wawancara dengan Eddie Lawson, dan hasil wawancara Masao Furusawa, tidak begitu jalan ceritanya.
    Jauh sebelum Rossi bergabung ke tim Yamaha, engineer Yamaha dipimpin oleh Furusawa sudah meracik mesin sebagai cikal bakal M1 yang sekarang.
    Kita tahu, era 2002 & 2003 M1 diracik oleh Ichiro Yoda dengan menggunakan 5 klep untuk tiap silindernya.
    Mencoba mengikuti kesuksesan mesin 5 klep Yamaha YZ450F di motocross di tangan Stefan Evert.
    Tujuannya adalah untuk mengail power setinggi-tingginya.
    Saking besarnya potensi power yang dimiliki M1 versi awal (5 klep), Yoda sampai merasa pede tidak perlu menggunakan sistem injeksi dan tetap mengggunakan karburator.
    Tapi karena power delivery-nya berantakan akibatnya M1 menjadi sulit dikendalikan.
    Chassis diutak-atik bagaimanapun tetap tidak menolong karena sumber utama ?kekacauan? adalah power delivery.
    Malah hasil utak-atik chassis membuat arah pengembangan menjadi salah arah dan tidak karu-karuan. Mengenai kacaunya chassis M1 ini bisa kita cermati dari hasil wawancara Eddie Lawson.

    Untuk membereskan kekacauan ini, Masao Furusawa diutus khusus oleh petinggi Yamaha Jepang.
    Sebenarnya Furusawa sebelumnya tidak pernah terlibat langsung di tim balap Yamaha, tapi karena reputasinya sebagai ?solusi? di banyak ?masalah? yang timbul pada divisi Yamaha lainnya, petinggi Yamaha Jepang gambling mengutus Furusawa.
    Basic engineer Furusawa sendiri adalah mechanical engineer dengan spesialisasi masalah ?unbalancing?.

    Hal pertama yang Furusawa temukan saat observasi M1 hasil racikan Yoda adalah power terlalu kasar sehingga sulit ditaklukkan.
    Untuk itu Furusawa meracik mesin baru dengan mengganti 5 klep menjadi 4 klep.
    Versi kedua disempurnakan dengan tetap menggunakan 4 klep ditambah crossplane crankshaft.
    Masalah muncul karena petinggi Yamaha ragu dengan usul Furusawa ini.
    Bagaimana tidak, dari hasil uji lab, mesin 4 klep lebih lemah daripada mesin 5 klep.
    Apalagi versi crossplane crankshaft-nya, paling lemah.
    Tapi Furusawa sangat yakin dengan pendirian & teorinya tersebut.

    Untuk mendukung teori-nya itulah Furusawa merasa perlu dukungan pendapat dari pembalap hebat yang tentu lebih tahu mesin seperti apa yang diperlukan untuk memenangkan race.
    Dan pilihan satu-satunya adalah Rossi.
    Begitu Rossi bergabung dengan tim Yamaha, hal pertama yang harus dia lakukan adalah mencoba ke-3 jenis mesin yang disodorkan oleh Furusawa.
    Mesin 5 klep versi Yoda, mesin 4 klep dengan crankshaft normal, & mesin 4 klep dengan crossplane crankshaft.
    Dan benar saja, tanpa ragu Rossi memilih mesin 4 klep dengan crossplane crankshaft.
    Dari wawancara Furusawa, momen tersebut membuat dia sangat bahagia dan berterima kasih kepada Rossi karena pilihan Rossi itu tersebutlah yang membuat petinggi Yamaha menjadi tidak ragu lagi dan mengetok palu untuk mendukung riset mesin 4 klep + crossplane crankshaft.

    Setelah itu Rossi tinggal memberi input untuk menyempurnakan M1 agar sesuai dengan riding style-nya.
    Karena chassis M1 versi Furusawa dibangun atas masukan Eddie Lawson, yang dipilih atas pertimbangan kemiripan postur tubuh walaupun beda riding style.
    Kolaborasi Furusawa-Rossi-Burgess inilah yang makin menyempurnakan M1.
    Design dan pengembangan dari Furusawa, dites oleh Rossi, feedback dari Rossi direspon oleh Burgess untuk dilakukan fine tuning agar sesuai dengan karakter Rossi dan kontur sirkuit, hasilnya baik sisi positif maupun negatif menjadi bahan Furusawa untuk riset selanjutnya kearah yang lebih benar.
    Keinginan Rossi akan performa motor seperti apa, direspon Furusawa dengan meracik mesin & chassis baru, dites oleh Rossi, fine tuning oleh Burgess, dikembalikan ke Furusawa untuk riset lebih lanjut.
    Begitulah siklus yang mereka bangun.
    Benar-benar kolaborasi sempurna dari orang-orang hebat di bidangnya masing-masing.

    Sayangnya kondisi ini tidak terbentuk di tim Ducati sekarang.
    Rossi-Burgess tidak sejalan dengan Filippo Preziosi.
    Preziosi masih saja mengagungkan power dan mesin yang peaky.
    Alasannya masuk akal. Ditangan Stoner, racikan tersebut sukses memenangkan juara dunia dan langganan podium maupun juara race.
    Untuk menjinakkan power mesin, Preziosi hanya memainkan firing order (waktu pengapian) dan modifikasi chassis hasil masukan Rossi-Burgess yang mencoba copy paste dari M1.
    Seandainya Rossi masih muda sehingga bisa mengubah riding style-nya dengan mudah seperti dulu, tentu kombinasi tersebut kemungkinan besar bisa berhasil.
    Tapi Rossi sudah tidak muda lagi, badan sudah tidak lentur dan refleks sudah terlanjut melekat dengan karakter M1.
    Akibatnya pengembangan Desmosedici menjadi hancur-hancuran.
    Lebih hancur dari motor peninggalan Stoner.
    Rossi-Burgess mencoba melakukan setting chassis seperti M1, tapi Preziosi tetap dengan patron awalnya.
    Mengenai rumor mesin baru yang akan dites setelah seri Mugello, apakah akan mengikuti patron M1?
    Kita lihat saja nanti.
    Yang jelas, kutub Rossi-Burgess dan kutub Preziosi harus menemukan titik temu agar Desmosedici bisa kembali bertaji.

    Gw masih ingat jawaban Furusawa atas permintaan saran dari Preziosi sebelum Furusawa pensiun: Dengarkan Rossi!
    Menurut gw, bukan berarti Furusawa mengatakan bahwa Rossi adalah ahli mesin dan chassis sehingga harus dimintai pendapatnya mengenai sudut geometri chassis atau dimensi mesin.
    Kata singkat dari Furusawa sudah merumuskan segalanya, segala ide dan ilmu Furusawa akan motor kompetitif untuk memenangkan race.
    Dan ide Furusawa tersebut sejalan dengan Rossi.
    Sehingga Preziosi tidak perlu lagi meminta saran dari Furusawa, cukup dengarkan permintaan Rossi dan meracik motor agar sesuai dengan keinginan Rossi tersebut.
    Karena sebenarnya itulah kunci untuk memenangkan race yaitu power delivery yang sesuai dengan keinginan pembalap.
    Power besar itu bagus, tapi harus bisa dimanfaatkan seluruhnya.
    Karena sebesar apapun power motor, kontak ke aspal hanya beberapa centimeter saja melalui yang namanya karet bundar alias ban.
    Dan pembalap lah yang bisa merasakan cukup atau tidaknya power mesin, bagus atau tidaknya power delivery, bagus atau tidaknya geometri chassis.
    Computer tidak bisa merasakan hal itu.

    • @ Ben piss
      Bro…dua jempol buat sampeyan. Mantep penuturan dan analisanya. Nice share & opinion…

  10. 66. ben piss – Juli 8, 2012

    ————————————————————–

    ane suka analisa ma artikel ilmiah ente bro…. ini bru biker bkn alay or fans boy… :mrgreen: 😎

  11. @67. Jgn terlalu Maksa’in Di Depan, 68. Joey, 69. BOn Bon, & Bro Iwan,
    Thank you apresiasinya Bro.
    Gw jadi gatel nulis komen tersebut karena sudah sekian lama gemas dengan pandangan gelap mata mendewakan seseorang.
    Tidak ada manusia yang sempurna dan bisa segala hal.

    Tapi kalau perbuatan memuja pabrikan, gw gak berani keritik soalnya menyangkut urusan perut dan dapur sih….wkwkwkwkwkwk…peace man! 🙂

  12. @ben piss,
    sip buat analisa ente,, salut buat ente
    ane kasih 4 jempol deh 2 jempol tangan 2 jempol kaki..
    :mrgreen:
    just kidding

  13. buat yang jelekin rossi, ” kaya ente yang jago z naik motor” , makax baca dl biografi Vale n ntn video vale mli thn 1996….

Comments are closed.